Jumat, 16 April 2010

初めまして

  • setahun lalu, dalam suatu perjuangan penerbangan yang penuh huru-hara dan ribut sana-sini, akhirnya, dalam suatu pagi yang dingin karena gerimis, saya alhamdulillah mendarat dengan selamat di Nagoya kuukou. rasanya masih nggak percaya aja, saat itu, bahwa saya benar-benar ada di JEPANG. ini nyata, enggak mimpi. dan kisah itu dimulai berbulan-bulan sebelumnya. keinginan saya untuk bisa belajar bahasa Jepang secara langsung di tempatnya tak mendapat restu dari orangtua. tapi kekerasan hati dan kekeraskepalaan saya, membuat saya tetap nekad berusaha melengkapi syarat-syarat untuk bisa sekolah disini. nyatanya, usaha yang saya lakukan secara sembunyi-sembunyi itu, entah mengapa, jalannya selalu terasa dipersulit. dari mengurus cek kesehatan di lab, bayar biaya sekolah yang kudu ditransfer, sampai yang paling parah saat mengurus visa. gara-gara nama saya di ijazah beda sama nama di KTP, petugas kedubes menolak untuk menerbitkan visa. minta akte lahir segala. padahal akte saya, kayaknya udah ilang ga tau rimbanya, hehehe..dari situ, karena capek fisik psikis kesana kemari, saya akhirnya ngaku dan seperti yang saya duga, ortu marah. mereka masih tetap gak ngasih ijin. karena banyak alasan, yang memang wajar jadi kekhawatiran orang tua ketika sang anak meminta ijin untuk pergi jauh. tapi saya tetep keukeuh ga mau mundur. saat itu, pertama kalinya saya mengalami konflik paling hebat dalam sejarah hidup. dan akhirnya...konflik itupun dimenangkan oleh saya :D karena segala sesuatu persiapannya sudah hampir finish, tinggal masalah visa aja, akhirnya dengan berat hati, ortu mengalah. saya diizinkan pergi ke Jepang. tentunya dengan segudang syarat. yang paling penting, saya harus bener jaga kondisi tubuh karena gak ada ortu yang bisa jagain saya disini. tanggal 23 april 2009, saya berangkat dari Soekarno-Hatta Cengkareng. sepanjang perjalanan, saya nangis. begitu juga si Ibu. nangis bombay abis pokoknya. saat menuju bandara, jalannya macet. akibatnya, waktu boarding pass saya telat. jadi penumpang paling akhir yang naik pesawat. untung masih ditunggu. kalo ditinggal, wah,..saya bisa nangis gak berhenti nih..kayaknya adaaaa aja yang membuat perjalanan saya susah. tapi akhirnya malam itu, secara resmi saya meninggalkan Indonesia, Semarang yang saya cintai, dan keluarga juga teman-teman. sedih, sih..membayangkan ga bakal ketemu mereka dalam jangka waktu 730 hari, hm...T_T saat itu, dalam penerbangan Jakarta-Denpasar-Nagoya, saya satu-satunya penumpang domestik yang berurai air mata. yang lain, semuanya orang Jepang yang senang-senang baru pulang liburan dari Bali. sepanjang perjalanan, dari malam sampai pagi mau mendarat di Nagoya, saya nangis terus. ingat si Ibu, yang pastinya juga tak kalah sedihnya pisah dengan saya. itu setahun lalu. setahun dari saat itu, hari ini dengan cuaca yang sama, dengan keadaan yang berbeda. hari ini sejak pagi juga gerimis yang agak gede, dan saya baru sampai d apaato pulang dari baito dengan punggung yang rasanya mau patah T_T setahun berlalu dan sudah mengubah banyak hal. bila melihat ke belakang, rasanya masih tak percaya bahwa saya bisa berjalan sejauh ini. meski kadang hidup ga selalu indah, reality bites hard, bahwa yang dikatakan oleh ortu sebelum berangkat dulu ada benernya juga, saya gak mau bilang saya menyesal datang kesini. apapun itu, pahit manis pengalaman yang saya dapat, saya syukuri. pengalaman itu adalah pembelajaran dalam sekolah kehidupan saya. disini saya ketemu orang dari berbagai negara, mengenal beragam karakter manusia, belajar bekerja, dll. pengalaman yang tak tergantikan...empat musim telah berlalu. meski rindu akan Indonesia, terutama makanannya, saya belum ingin pulang. tidak sekarang. saya masih ingin belajar lebih banyak lagi..じゃ、初めまして。チルダと申します。よろしくお願いします。^^

1 komentar:

  1. jalan berliku menempa kita untuk semakin dewasa.
    semoga semua pengalaman bisa menjadi nilai tambah di kemudian hari

    BalasHapus